Universitas Islam Bandung Repository

Studi Deskriptif Gambaran Resiliensi pada Remaja Bermasalah Hukum dari Keluarga Bercerai di LPKA Kelas II Bandung

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Suardi, Ken Shaskia Kirana
dc.creator Suhana, Suhana
dc.date 2016-08-11
dc.date.accessioned 2019-09-10T02:06:55Z
dc.date.available 2019-09-10T02:06:55Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/4406
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/21243
dc.description Abstract. The impact of parental divorce stressful for the child, the child becomes depressed, sad, embarrassed make children vulnerable to falling prey to a negative environment. Negative environment makes them resolve problems with damage yourself or others, such as the use of drugs, theft, violence, to sexual harassment. It became adolescents who have problems with the law and in the criminal acts in LPKA Class II Bandung. Teenagers who come from divorced families in LPKA exhibit a self-confident, and exhibit a positive environment. The purpose of this study is to describe the troubled Resilience in adolescents from divorced family law at the Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Class II Bandung. This study uses population studies, with research subjects were 22 teenagers. The method used in this research is descriptive study. Collecting data in this study using a questionnaire about Resilience CYRM-28 from Michael Ungar. The results showed that the image of Resilience in adolescents with problems of family law divorce in LPKA Class II Bandung low, with the result that adolescents have low resilience as many as 13 people (59.1%), while high resilience as many as 9 people (40.9%). Abstrak. Dampak dari perceraian orang tua mengakibatkan stress bagi anak, anak menjadi murung, sedih, malu membuat anak rentan terjerumus kepada lingkungan yang negatif. Lingkungan yang negatif membuat mereka menyelesaikan masalah dengan merusak diri sendiri ataupun orang lain, seperti menggunakan obat-obatan, pencurian, melakukan kekerasan, hingga pelecehan seksual. Hal tersebut menjadi remaja yang bermasalah dengan hukum dan di tindak pidana di LPKA Kelas II Bandung. Remaja yang berasal dari keluarga bercerai di LPKA menunjukan perilaku percaya diri, dan menunjukan perilaku positif dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Resilience pada remaja yang bermasalah hukum dari keluarga bercerai di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung. Penelitian ini menggunakan studi populasi, dengan subjek penelitian sebanyak 22 remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai Resilience CYRM-28 dari Michael Ungar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran Resilience pada remaja yang bermasalah hukum dari keluarga bercerai di LPKA Kelas II Bandung rendah, dengan hasil remaja yang memiliki resiliensi rendah sebanyak 13 orang (59.1%) sedangkan resiliensi tinggi sebanyak 9 orang (40.9%).  
dc.description Dampak dari perceraian orang tua mengakibatkan stress bagi anak, anak menjadi murung, sedih, malu membuat anak rentan terjerumus kepada lingkungan yang negatif. Lingkungan yang negatif membuat mereka menyelesaikan masalah dengan merusak diri sendiri ataupun orang lain, seperti menggunakan obat-obatan, pencurian, melakukan kekerasan, hingga pelecehan seksual. Hal tersebut menjadi remaja yang bermasalah dengan hukum dan di tindak pidana di LPKA Kelas II Bandung. Remaja yang berasal dari keluarga bercerai di LPKA menunjukan perilaku percaya diri, dan menunjukan perilaku positif dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Resilience pada remaja yang bermasalah hukum dari keluarga bercerai di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung. Penelitian ini menggunakan studi populasi, dengan subjek penelitian sebanyak 22 remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai Resilience CYRM-28 dari Michael Ungar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran Resilience pada remaja yang bermasalah hukum dari keluarga bercerai di LPKA Kelas II Bandung rendah, dengan hasil remaja yang memiliki resiliensi rendah sebanyak 13 orang (59.1%) sedangkan resiliensi tinggi sebanyak 9 orang (40.9%). 
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/4406/pdf
dc.rights Copyright (c) 2016 Prosiding Psikologi
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 2, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2016); 921-925
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 2, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2016); 921-925
dc.source 2460-6448
dc.subject Proceedings of Psychology
dc.subject Adolescents, Divorce, Resilience.
dc.subject Psikologi
dc.subject Remaja, Resiliensi, Perceraian
dc.title Studi Deskriptif Gambaran Resiliensi pada Remaja Bermasalah Hukum dari Keluarga Bercerai di LPKA Kelas II Bandung
dc.title Studi Deskriptif Gambaran Resiliensi pada Remaja Bermasalah Hukum dari Keluarga Bercerai di LPKA Kelas II Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type qualitative
dc.type kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Psikologi [970]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Psikologi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account