Description:
Abstract. The significant development of technology and western life style makes the Sundanese fade away .Due to these phenomena, the regent of Purwakarta, Dedy Mulyadi, did some efforts to bring the fading culture back to Purwakarta by implementing some policies like cultural village development and iconic landmark construction of Purwakarta, puppet sculpture, Buleud Lake , and the iconic welcoming gates of Purwakarta which is different from other cities. However, these implemented policies are considered violating the Islamic belief so it caused the massively-destroying of statues in Purwakarta. This research is aimed at identifying which landmark are considered as highly islamic, islamic and polytheistic and how to construct local wisdom-oriented landmark islamicly. This research is conducted by using three methodes,applying Al-qur’an and hadist and combining them into Cluster Analysis method then it will classify them into some clusters and descriptive analysis which will identify the landmark characteristics of Purwakarta based on community perseption, islamic perspective (Majmû Fatâwâ Wa Rosâil Lil Imam As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasaniy) and place analysis. Based on the interpretation of the three methods, it can be concluded that landmarks of Purwakarta that are classified by islamic perspective and commuity perseption have different interpretations. Some new islamic regional policies need to be made and a profound islamic perspective also needs to be promulgated to the community.Keywords : landmark, islamic, polytheistic, local wisdom and Purwakarta Regency. Abstrak. Kemajuan teknologi dan gaya hidup yang bergeser ke gaya hidup modern membuat budaya sunda tersebut sudah mulai memudar. Hal ini yang mendorong bupati kabupaten purwakarta, bapak Dedy Mulyadi,ingin melakukan beberapa upaya dalam mengembalikan tradisi budaya sunda yang hampir hilang tersebut yang ada di Purwakarta melalui beberapa kebijakan pemerintah didaerah tersebut seperti pembangunan desa berbudaya melalui pembangunan landmark yang menjadi ikon Kabupaten Purwakarta seperti patung tokoh-tokoh perwayangan,situ Buleud serta bentuk pintu selamat datang yang berbeda dengan daerah lain. Namun dari beberapa hal tersebut dianggap sebagai kegiatan yang melanggar akidah islam yang ada di Kabupaten tersebut sehingga terjadi perusakan massal terhadap patung-patung yang ada di Kabupaten Purakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok landmark mana saja yang termasuk karaketristik sangat islami, islami, dan musyrik serta bagaimana membangun suatu landmark kota yang berorientasi pada kearifan lokal namun tidak bertentangan dengan akidah islam di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu intrepretasi Al-qur’an dan hadis yang digabungkan dengan analisis cluster yang akan mengelempokan jenis landmark di Kabupaten Purwakarta berdasarkan kriteria patung yang ada pada Majmû Fatâwâ wa Rosâil lil Imam as-Sayyid Alwiy al-Malikiy al-Hasaniy dan analisis statistik deskriptif dimana akan mendapatkan hasil berupa karakteristik landmark Kabupaten Purwakarta berdasarkan presepsi masyarakat,perspektif islam (Majmû Fatâwâ Wa Rosâil Lil Imam As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasaniy) dan analisis place. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa Pengelompokan landmark kabupaten Purwakarta berdasarkan Majmû Fatâwâ wa Rosâil lil Imam as-Sayyid Alwiy al-Malikiy al-Hasaniy dan persepsi masyarakat berbeda sehingga dibutuhkan beberapa upaya dalam pembuatan kebijakan daerah yang baru dan islami serta pengajaran tentang keislaman secara mendalam untuk masyarakatKata kunci : landmark, islami, musyrik, kearifan lokal dan Kabupaten Purwakarta.