dc.contributor |
Fakultas Ilmu Komunikasi |
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Keno, Sellena Alviara |
|
dc.creator |
Yulianita, Neni |
|
dc.date |
2018-08-09 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-12T02:35:36Z |
|
dc.date.available |
2019-09-12T02:35:36Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/humas/article/view/12451 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/23091 |
|
dc.description |
Abstract, Risa Saraswati is an artist whose works are identical with mystical nuances, from her musical works with a band called Sarasvati, her novels, and even video content on Youtube. So that her indigo supernatural ability becomes her own characteristic or what is known as personal branding. Indigo ability is actually not a common thing, so many individuals with indigo cover it up to get proper treatment from the community, while if some individuals with indigo show their ability, it will be used not to create works such as Risa Saraswati. Thus the purpose of this study is to find out how the use of indigo supernatural ability of the artist Risa Saraswati as an effort to build Personal Branding, until it is finally acceptable as it is today. The method used is qualitative with case study approach. And the data collection method used is in-depth interviews, observation, literature study and internet searching. The subject of this study is Risa Saraswati and supporting informants from her management team and fans. The results of this study are (1) the identity that is built namely; an indigo, artist, normal and role model. (2) The reason for building personal branding is because of her ability that needs to be channeled, negative treatment from the community towards individuals with indigo, the belief in spirits that are not scary, the wrong perspective of society regarding spirits. (3) How to build personal branding with self discovery and communicate it with making messages that humanize ghosts on works, social media or personality that does not show fear in spirits and always insists that she is not a psychic. (4) The obstacle she has experienced is self control or it can be said that she is a moody and hate speech on her social media, so she overcomes it by blocking negative accounts about her and controlling herself with having some refreshing.Keywords: Personal Branding, Risa Saraswati, Supranatural Indigo, SenimanAbstrak. Risa Saraswati merupakan seorang seniman yang karya-karyanya identik dengan nuansa mistis, dari karya musiknya dengan nama band Sarasvati, karya novelnya dan bahkan konten-konten vidio di Youtube. Sehingga kemampuan supranatural indigo menjadi ciri khas dirinya atau yang dikenal sebagai personal branding. Kemampuan indigo pun sebenarnya bukan suatu hal yang umum, sehingga banyak individu indigo yang justru menutupinya agar mendapatkan perlakuan yang layak dari masyarakat, adapun jika beberapa individu indigo memperlihatkan kemampuannya maka akan digunakan tidak dengan mencitpakan karya seperti Risa Saraswati. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan kemampuan supranatural indigo seniman Risa Saraswati sebagai upaya untuk membangun Personal Branding, hingga akhirnya dapat diterima oleh masyarakat seperti sekarang ini. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kemudian metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan internet searching. Subjek penelitian ini adalah Risa Saraswati dan informan pendukung didapatkan dari tim manajemen serta penggemarnya. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu (1) Identitas yang dibangun yakni; seorang yang indigo, seniman, normal serta role model atau panutan. (2) Alasannya membangun personal branding yaitu karena kemampuannya yang harus disalurkan, perlakuan negatif dari masyarakat terhadap individu indigo, keyakinan terhadap makhluk halus yang tidak menyeramkan, perspektif yang keliru dari masyarakat mengenai makhluk halus. (3) Cara membangun personal branding dengan self discovery dan mengkomunikasikannya dengan pengemasan pesan yang memanusiakan hantu pada karya, media sosial ataupun personality-nya yang tidak melihatkan ketakutan pada makhluk halus serta selalu menegaskan bahwa dirinya bukan cenayang. (4) Hambatan yang dialaminya yaitu kontrol diri atau bisa dikatakan ia seorang yang moody dan hate speech di media sosialnya, sehingga ia atasi dengan cara memblokir akun yang bernada negatif akan dirinya, serta mengontol diri dengan refreshing.Kata Kunci: Personal branding, Risa Saraswati, supranatural indigo. |
|
dc.description |
Risa Saraswati merupakan seorang seniman yang karya-karyanya identik dengan nuansa mistis, dari karya musiknya dengan nama band Sarasvati, karya novelnya dan bahkan konten-konten vidio di Youtube. Sehingga kemampuan supranatural indigo menjadi ciri khas dirinya atau yang dikenal sebagai personal branding. Kemampuan indigo pun sebenarnya bukan suatu hal yang umum, sehingga banyak individu indigo yang justru menutupinya agar mendapatkan perlakuan yang layak dari masyarakat, adapun jika beberapa individu indigo memperlihatkan kemampuannya maka akan digunakan tidak dengan mencitpakan karya seperti Risa Saraswati. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan kemampuan supranatural indigo seniman Risa Saraswati sebagai upaya untuk membangun Personal Branding, hingga akhirnya dapat diterima oleh masyarakat seperti sekarang ini. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kemudian metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan internet searching. Subjek penelitian ini adalah Risa Saraswati dan informan pendukung didapatkan dari tim manajemen serta penggemarnya. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu (1) Identitas yang dibangun yakni; seorang yang indigo, seniman, normal serta role model atau panutan. (2) Alasannya membangun personal branding yaitu karena kemampuannya yang harus disalurkan, perlakuan negatif dari masyarakat terhadap individu indigo, keyakinan terhadap makhluk halus yang tidak menyeramkan, perspektif yang keliru dari masyarakat mengenai makhluk halus. (3) Cara membangun personal branding dengan self discovery dan mengkomunikasikannya dengan pengemasan pesan yang memanusiakan hantu pada karya, media sosial ataupun personality-nya yang tidak melihatkan ketakutan pada makhluk halus serta selalu menegaskan bahwa dirinya bukan cenayang. (4) Hambatan yang dialaminya yaitu kontrol diri atau bisa dikatakan ia seorang yang moody dan hate speech di media sosialnya, sehingga ia atasi dengan cara memblokir akun yang bernada negatif akan dirinya, serta mengontol diri dengan refreshing. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
eng |
|
dc.publisher |
Prosiding Hubungan Masyarakat |
|
dc.publisher |
Prosiding Hubungan Masyarakat |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/humas/article/view/12451/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2018 Prosiding Hubungan Masyarakat |
|
dc.source |
Prosiding Hubungan Masyarakat; Vol 4, No 2, Prosiding Hubungan Masyarakat (Agustus, 2018); 653-659 |
|
dc.source |
Prosiding Hubungan Masyarakat; Vol 4, No 2, Prosiding Hubungan Masyarakat (Agustus, 2018); 653-659 |
|
dc.source |
2460-6510 |
|
dc.subject |
Hubungan Masyarakat |
|
dc.subject |
Personal branding, Risa Saraswati, supranatural indigo |
|
dc.subject |
|
|
dc.subject |
Personal branding, Risa Saraswati, supranatural indigo, Seniman |
|
dc.title |
Penggunaan Kemampuan Supranatural Indigo Seniman Risa Saraswati Sebagai Upaya Membangun Personal Branding |
|
dc.title |
Penggunaan Kemampuan Supranatural Indigo Seniman Risa Saraswati sebagai Upaya Membangun Personal Branding |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
kualitatif |
|
dc.type |
|
|