Universitas Islam Bandung Repository

Dialektika Kampanye Birokrat dalam Media Alternatif

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Sabang, Mohammad Noris Thamher
dc.creator ., Zulfebriges
dc.date 2017-01-26
dc.date.accessioned 2019-09-12T05:43:14Z
dc.date.available 2019-09-12T05:43:14Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/view/6284
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/24406
dc.description "Bandung City of Music is not only a nickname, but also the recognition of the world, because of the existence of a community music was tremendous", said the Mayor of Bandung Ridwan Kamil, when a speaker along Ebenz Burgerkill in launching the book Ujung Berung Rebels, when the time period of his new occupation even running for two months. Three years later, the discourse of Bandung City of Music back looked through music-related activities to support the political discourse. Highlights sharpened, when the figure of bureaucrats appear as a resource in alternative media talk show Extreme moshpit TV, while disseminating programs.The goals of this research is that it can unload any campaign tactic by relying on qualitative research methods are based on the analysis of framing scalpel. Using the model of William A. Gamson and Andre Modigliani level of relevance in digging frame Extreme moshpit TV episode "Music City Ideal" find concrete results, because the problem is analyzed from three devices namely: central frame, framing devices and reasoning devices.Various findings illustrate the story of the alternative media emotion compromised political interests. Starting from the use of the word "Special" in the title of the episode, the vision of some of the programs the Government of Bandung, to the invitation contained in the ideas kang Emil, who is also the result of the construction of the second question ie TV hosts Extreme moshpit Ebenz and Gebeg.Ebenz as one of the parties that initiated the impression deny its contents as a campaign, but smoothes words into socialization. Meanwhile, the research findings and the views Ferry Yuniar media observers as to the reality of this is clearly manifest that carried the campaign activities of government bureaucrats for the long term. “Bandung Kota Musik bukan hanya sebatas julukan, namun juga pengakuan dunia, karena keberadaan komunitas musiknya yang luar biasa besar” Ujar Walikota Bandung Ridwan Kamil, ketika jadi pembicara bersama Ebenz Burgerkill di launching buku Ujung Berung Rebels, saat masa jabatnya baru genap berjalan dua bulan. Tiga tahun kemudian, wacana Bandung Kota Musik kembali tampak lewat kegiatan-kegiatan terkait musik untuk  mendukung wacana politik tersebut. Sorotan menajam, tatkala sosok birokrat muncul sebagai narasumber dalam talkshow media alternatif Extreme Moshpit TV, sambil menyebarluaskan program-programnya.Titik pencapaian dari penelitian ini yaitu, membongkar segala taktik kampanye dengan mengandalkan metode penelitian kualitatif yang berdasar pada pisau bedah analisis framing. Menggunakan model dari William A. Gamson dan Andre Modigliani, tingkat relevansi dalam menggali bingkai Extreme Moshpit TV episode “Kota Musik Yang Ideal” menemukan hasil yang konkret, sebab masalah penelitian dianalisis dari tiga perangkat yakni: frame central, framing devices dan reasoning devices. Pelbagai temuan menggambarkan kisah haru media alternatif yang disusupi kepentingan politik. Mulai dari penggunaan kata “Special” pada judul episode, visi beberapa program Pemerintah Kota Bandung, hingga ajakan yang terkandung dalam gagasan-gagasan kang Emil, yang juga hasil dari konstruksi pertanyaan kedua host Extreme Moshpit TV, yakni Ebenz dan Gebeg. Ebenz sebagai salah satu pihak yang menggagas tayangan tersebut menyangkal kontennya sebagai sebuah kampanye, tapi memperhalus kata menjadi sosialisasi. Sementara itu, temuan penelitian dan pandangan Ferry Yuniar selaku pengamat media terhadap realitas ini, jelas menampakkan kegiatan kampanye yang diusung birokrat pemerintahan untuk jangka panjang.
dc.description “Bandung Kota Musik bukan hanya sebatas julukan, namun juga pengakuan dunia, karena keberadaan komunitas musiknya yang luar biasa besar” Ujar Walikota Bandung Ridwan Kamil, ketika jadi pembicara bersama Ebenz Burgerkill di launching buku Ujung Berung Rebels, saat masa jabatnya baru genap berjalan dua bulan. Tiga tahun kemudian, wacana Bandung Kota Musik kembali tampak lewat kegiatan-kegiatan terkait musik untuk  mendukung wacana politik tersebut. Sorotan menajam, tatkala sosok birokrat muncul sebagai narasumber dalam talkshow media alternatif Extreme Moshpit TV, sambil menyebarluaskan program-programnya.Titik pencapaian dari penelitian ini yaitu, membongkar segala taktik kampanye dengan mengandalkan metode penelitian kualitatif yang berdasar pada pisau bedah analisis framing. Menggunakan model dari William A. Gamson dan Andre Modigliani, tingkat relevansi dalam menggali bingkai Extreme Moshpit TV episode “Kota Musik Yang Ideal” menemukan hasil yang konkret, sebab masalah penelitian dianalisis dari tiga perangkat yakni: frame central, framing devices dan reasoning devices. Pelbagai temuan menggambarkan kisah haru media alternatif yang disusupi kepentingan politik. Mulai dari penggunaan kata “Special” pada judul episode, visi beberapa program Pemerintah Kota Bandung, hingga ajakan yang terkandung dalam gagasan-gagasan kang Emil, yang juga hasil dari konstruksi pertanyaan kedua host Extreme Moshpit TV, yakni Ebenz dan Gebeg. Ebenz sebagai salah satu pihak yang menggagas tayangan tersebut menyangkal kontennya sebagai sebuah kampanye, tapi memperhalus kata menjadi sosialisasi. Sementara itu, temuan penelitian dan pandangan Ferry Yuniar selaku pengamat media terhadap realitas ini, jelas menampakkan kegiatan kampanye yang diusung birokrat pemerintahan untuk jangka panjang.
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Prosiding Manajemen Komunikasi
dc.publisher Prosiding Manajemen Komunikasi
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/view/6284/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Prosiding Manajemen Komunikasi
dc.source Prosiding Manajemen Komunikasi; Vol 3, No 1, Prosiding Manajemen Komunikasi (Februari, 2017); 256-261
dc.source Prosiding Manajemen Komunikasi; Vol 3, No 1, Prosiding Manajemen Komunikasi (Februari, 2017); 256-261
dc.source 2460-6537
dc.subject Ilmu Komunikasi; Manajemen Komunikasi
dc.subject Framing Analysis, Bandung City of Music, Bureaucracy, Alternative Media, Campaign Strategy
dc.subject Ilmu Komunikasi; Manajemen Komunikasi
dc.subject Analisis Framing, Bandung Kota Musik, Birokrat, Media Alternatif, Taktik Kampanye
dc.title Dialektika Kampanye Birokrat dalam Media Alternatif
dc.title Dialektika Kampanye Birokrat dalam Media Alternatif
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre Mondigliani
dc.type Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre Mondigliani


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Manajemen Komunikasi [680]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Komunikasi Konsentrasi Manajemen Komunikasi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account