Description:
Abstract. Scoliosis is a three dimensional deformity of the spine and trunk with lateral curvature of the spine greater than 10 degrees, which may deteriorate quickly during periods of rapid growth. Current management requires expensive funds and facilities and it is difficult to complete if the scoliosis is not detected, handled and given appropriate treatment properly. Scoliosis screening programme has not become a policy in Indonesia so it is one of the factors that cause the prevalence rate of scoliosis is still unknown and the increasingly late diagnosis for scoliosis cases. The purpose of this study id to determine the potential of scoliosis in elementary school students in Tamansari Village Bandung using the Adam’s Forward Bending Test screening method. The method used in this study was an observational descriptive study with a cross-sectional design. The sample selection technique used in this study was total sampling and obtained a total of 89 research subjects in Pertiwi elementary school girls at Tamansari village, Bandung City, West Java. The results of the study showed that respondents who were in the 9 to 12 years age range, had a curvature indication of 85.4%. Rib hump found of 69.7%, and 33.7% showed results for intermediate scoliosis and 6.7% showed results for high scoliosis potention using scoliometer. The high prevalence of potential scoliosis in the age range is associated with the presence of pubertal growth spurt (9-12 years). In that period the curves progression of scoliosis can reach up to 5-10° that shows the screening at that age range is very instrumental in preventing late diagnosis and worsening progression of scoliosis curvature. We conclude that there is potential for the occurrence of scoliosis in elementary school students occurs at elementary school student in Tamansari Village Bandung.Keywords: Potential for Scoliosis, Adam's Forward Bending Test. Abstrak. Skoliosis merupakan kondisi deformitas tiga dimensi pada tulang belakang dan punggung yang mana terjadi perputaran lebih dari 10⁰, dan dapat bertambah buruk secara cepat dalam masa percepatan pertumbuhan. Penatalaksanaan saat ini cenderung membutuhkan biaya dan fasilitas yang mahal dan sulit apabila skoliosis tidak dideteksi, ditangani dan diberikan tindakan secara tepat dan cepat. Skrining skoliosis belum menjadi suatu kebijakan sehingga menjadi salah satu faktor belum adanya angka prevalensi skoliosis dan tingginya keterlambatan diagnosis untuk kasus skoliosis di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran potensi skoliosis pada siswa SD di Kelurahan Tamansari Bandung menggunakan metode skrining Adam’s Forward Bending Test. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 89 orang siswa perempuan kelas IV, V, dan VI di SD Pertiwi Kelurahan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang diteliti berada dalam rentang usia 9 sampai dengan 12 tahun. Indikasi kurvatura ditemukan sebanyak 85,4%. Rib hump ditemukan sebanyak 69,7%, serta 33,7% menunjukkan hasil berpotensi intermediate skoliosis dan 6,7% menunjukkan hasil berpotensi tinggi skoliosis dengan pemeriksaan Skoliometer. Tingginya prevalensi potensi skoliosis pada rentang usia dihubungkan dengan adanya pubertal growth spurt (9-12 tahun). Pada periode tersebut progresifitas derajat perburukan skoliosis dapat mencapai 5-10° sehingga skrining pada usia tersebut sangat berperan dalam pencegahan keterlambatan diagnosis dan perburukan progresifitas kelengkungan skoliosis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat potensi terjadinya skoliosis pada siswa SD di Kelurahan Tamansari Bandung.Kata Kunci: Potensi Skoliosis, Adam’s Forward Bending Test.