Description:
Film Eat Pray Love mengambil latar belakang di Pulau Bali dikarenakan pembuat film ingin melakukan pertukaran budaya dengan cara memahami hasil budaya masyarakat Bali, selain itu karena budaya Bali merepresentasikan Budaya Indonesia. Pada film, terlihat bahwa orang luar negeri senang untuk mempelajari kebudayaan yang berbeda dan unik dari budaya asalnya sendiri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes yang dimana menurut Barthes melalui proses signifikansi terhadap suatu tanda, maka akan dapat memunculkan suatu makna dan makna tersebut dapat berupa makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode visual, teknik observasi, dan studi kepustakaan pada film ini. Objek penelitian ditujukan pada scene-scene yang dimana adegan tersebut mewakili pemaknaan warisan budaya. Hasil yang didapat berdasarkan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1) Makna konotatif yang terdapat dalam film berupa, kepercayaan masyarakat Bali dalam aktivitas kehidupannya. 2) Makna denotatif yang terdapat dalam film terlihat dalam perwujudan fisik berupa rumah adat, sesajen yang diletakkan di beberapa tempat dan tempat peribadahan yang terdapat dalam potongan-potongan scene yang relevan dalam film. 3) Mitos yang terdapat dalam film, berupa gabungan dari makna konotatif dan makna denotatif, yaitu berupa perwujudan ketaatan masyarakat Bali yang diwakilkan oleh para pemain.